Alam Sehat, Manusia Sehat

save our earth

Alam semesta, khususnya Bumi telah memberikan berjuta manfaat bagi kehidupan manusia, termasuk memberikan kesehatan yang tak terhitung jumlahnya. Masih sangat banyak pengaruh baik dari alam bagi Kesehatan manusia yang sampai saat ini belum di ketahui. Sayangnya, seluruh manfaat tersebut mungkin saja akan hilang jika kita terus saja merusak lingkungan.

Pada Konferensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati yang selesai pada tanggal 19 Desember 2022, banyak dibahas pengaruh dari lingkungan dan ekosistemglobal bagi Kesehatan manusia.

Sudah sangat banyak spesies yang telah punah. Dan kedepan, kemungkinan sekitar satu juta spesies akan menyusul untuk hilang dari bumi. Apabila terjadi penurunan spesies terus-menerus, maka fungsi ekosistem benar-benar akan sangat terganggu. Hal tersebut tentu saja sangat berdampak besar bagi kesehatan dan kehidupan manusia.

Untuk diketahui, ekosistem telah lama menopang semua aspek kehidupan di planet ini, termasuk kehidupan manusia. Walaupun kita belum banyak mengetahui fungsi ekosistem tersebut, dan jika  kita kehilangan semua itu dalam jumlah yang besar, itu adalah hal yang sangat merugikan. Ekosistem tidak akan pernah dapat tergantikan. Tidak peduli berapa banyak usaha, tenaga, dan uang yang dihabiskan mengembalikan semua itu.

Laboratorium Hidup

Sebagian besar obat-obatan yang dihasilkan oleh negara industri berasal dari senyawa alami yang diproduksi oleh hewan dan tumbuhan dari alam. Miliaran orang di negara berkembang sampai saat ini masih sangat bergantung pada obat tradisional yang hanya didapat dari tanaman.

Banyak sekali obat-obatan yang dihasilkan dari alam liar. Contohnya obat penghilang rasa sakit seperti morfin dari bunga opium, kina antimalaria dari kulit kayu pohon cinchona Amerika Selatan, dan antibiotik penisilin yang dihasilkan oleh jamur mikroskopis.

Mikroba yang ditemukan di tanah Rapa Nui (Pulau Paskah) dapat melawan penyakit jantung dengan menurunkan kolesterol. AZT, salah satu obat anti-HIV/AIDS pertama berasal dari bunga karang besar di perairan dangkal yang hidup di Karibia. Dan itu merupakan bunga karang yang sama dalam membuat antivirus untuk mengobati herpes. Obat anti kangker pertama yang ditemukan dan diakui AS juga berasal dari sumber yang sama.

Sampai sekarang hanya sekitar 1,9 juta spesies yang telah diteliti dan dapat diidentifikasi. Kemungkinan besar, masih lebih dari jutaan spesies yang belum diteliti manfaatnya sampai saat ini dan belum ditemukan. Itu pasti ada.

Sekirar 3,7 miliar tahun yang lalu, sejak awal dimulainya kehidupan, “Laboratorium Hidup” telah berperan sendiri untuk menjadi sumber obat alami. Proses tersebut terjadi secara alami

Sebagai contoh beruang kutub. Mamalia besar ini digolongkan sebagai satwa “terancam”. Saat habitat aslinya rusak akibat perubahan iklim, maka predator terbesar di dunia ini akan dijadikan ikon bahaya yang ditimbulkan oleh kenaikan suhu global. Mungkin juga menjadi ikon Kesehatan dikemudian hari. Beruang kutub menimbun lemak dalam jumlah besar sebelum melakukan tidur Panjang yang disebut hibernasi. Meskipun “Gemuk” pada manusia menjadi ancaman jiwa manusia itu sendiri, Beruang kutub tampaknya kebal terhadap terhadap masalah itu yang menyebabkan diabetes Tipe II jika terjadi pada manusia. Mereka tetap tidak bergerak selama berbulan-bulan, namun tulang mereka tetap tidak berubah dan tidak tidak akan mengalami diabetes. Saat tidur mereka tidak buang air kecil, namun ginjal mereka tidak rusak. Jika kita melakukan penelitian tentang bagaimana beruang mendetoksifikasi limbah saat hibernasi, kita mungkin dapat mengobati dan bahkan mungkin mencegah gagal ginjal pada manusia.

Saat ini 13% dari populasi global mengalami obesitas, dan jumlah penderita diabetes Tipe II diperkirakan akan meningkat menjadi 700 juta pada tahun 2045. Diperkirakan1 dari 3 wanita di atas usia 50 tahun, dan 1 di 5 pria akan mengalami patah tulang terkait osteoporosis. Di AS saja, gagal ginjal membunuh lebih dari 82.000 orang dan merugikan ekonomi AS $35 juta per tahun. Beruang kutub dapat secara alami mengembangkan “solusi” untuk masalah ini. Diabetes tipe II akibat obesitas, osteoporosis karena kurang bergerak, dan toksisitas akibat gagal ginjal yang semuanya menyebabkan kesengsaraan bagi jutaan orang.

Terumbu Karang dan Morfin

Terumbu karang yang sangat besar dengan keanekaragaman hayati yang tinggi didalam lautan sering disebut sebagai “hutan hujan laut”. Di antara segudang penghuni terumbu ini, terdapat cangkang kerucut, moluska predator yang berburu dengan anak panah yang menghasilkan 200 senyawa beracun berbeda.

Obat Ziconotide sama persis seperti kandungan peptida beracun pada mahluk kerucut ber sel tunggal, dan tidak hanya 1.000 kali lebih kuat dari pada morfin, tetapi juga menghindari toleransi dan ketergantungan yang dapat disebabkan oleh opioid. Sampai saat ini, dari semua 700 spesies siput kerucut, hanya enam yang telah diteliti secara rinci. Dan dari ribuan potensi senyawa unik yang mereka miliki, hanya 100 yang telah dipelajari. Banyak Terumbu karang dan semua penghuninya dihancurkan dengan sangat cepat oleh ulah manusia. itu benar-benar sangat mengkhawatirkan.

Terumbu Karang menyediakan senyawa kimia penting bagi kesehatan kita. Serangkaian spesies yang mengejutkan telah membantu merevolusi pengetahuan medis. Ikan zebra telah menjadi pusat pengetahuan kita tentang bagaimana organ, terutama jantung, terbentuk. Cacing gelang mikroskopis telah menyebabkan pemahaman tentang ‘kematian sel terprogram’ (apoptosis) yang tidak hanya mengatur pertumbuhan organ, tetapi bila terganggu, dapat menyebabkan kanker. Lalat buah dan spesies bakteri merupakan sumber utama penelitian yang menggambarkan genom manusia.

Mungkin ada spesies yang belum ditemukan, seperti hewan alami, memiliki atribut yang membuat mereka sangat cocok untuk mempelajari dan mengobati penyakit manusia. Jika spesies ini hilang, rahasia mereka akan hilang bersama mereka.

Apa Yang Mendorong Hilangnya Keanekaragaman Hayati ?

Faktor utama yang menjadi penyebab hilangnya keanekaragaman hayati adalah perusakan habitat di darat, sungai, dan danau; dan di lautan.

Penggunaan bahan bakar fosil juga menjadi penyebab perubahan iklim yang akan mengancam kepunahan sekitar seperempat atau lebih semua spesies darat pada tahun 2050.

Spesies di lautan dan air tawar juga menghadapi risiko besar dari perubahan iklim, terutama karang yang hidup di ekosistem yang sangat sensitif terhadap pemanasan suhu, tetapi risiko tersebut belum dapat dipastikan sepenuhnya.

Planet Sehat, Manusia Sehat

Kehancuran keanekaragaman hayati berdampak besar pada kesehatan manusia. Gangguan ekosistem dan hilangnya keanekaragaman hayati juga sangat berresiko pada munculnya, penularan, dan penyebaran banyak penyakit menular pada manusia. 60 persen patogen dapat menyebabkan penyakit menular bagi manusia. Misalnya malaria dan COVID, yang bersifat zoonosis, artinya masuk ke tubuh kita setelah hidup di hewan lain.

Virus yang menyebabkan HIV/AIDS, yang telah membunuh lebih dari 40 juta orang hingga saat ini, kemungkinan membuat spesies tersebut melompat dari simpanse yang disembelih untuk diambil dagingnya di Afrika Tengah Barat. Secara keseluruhan, mungkin ada 10.000 virus zoonosis yang mampu melompati spesies ke kita yang beredar secara diam-diam di alam liar saat ini.

Pendekatan One Health – pendekatan kolaboratif, multisektoral, dan transdisipliner sangat diperlukan untuk menyatukan berbagai lembaga antar pemerintah, pemerintah dan aktor lokal dan regional agar bersama-sama mengatasi kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan. Hal ini sangat penting untuk meminimalkan risiko limpahan penyakit di masa depan.

Dengan kata lain: Jika Alam Sehat, Kita Juga Akan Sehat.

Selamatkan Planet Ini

Tantangan utama bagi organisasi yang bekerja untuk melestarikan keanekaragaman hayati adalah meyakinkan orang lain. Membuat kebijakan dan kesepakatan  bahwa manusia dan kesehatan kita pada dasarnya bergantung pada hewan, tumbuhan, dan mikroba tempat kita berbagi planet kecil ini. Kami sepenuhnya bergantung pada barang dan jasa yang disediakan alam, dan kami tidak punya pilihan lain selain melestarikannya.

Forum Ekonomi Dunia memperkirakan bahwa setengah dari PDB dunia ($44 triliun) bergantung pada alam. Secara global, pendapatan tahunan industri farmasi adalah $1,27 triliun, dan setiap tahun perawatan kesehatan di AS saja menelan biaya lebih dari $4 triliun.

Sebagai perbandingan, jumlah uang yang dibutuhkan untuk membiayai kelestarian keanekaragaman hayati hanya $700 miliar per tahun. Untuk kesehatan planet dan kelangsungan umat manusia, angka itu bukan sekadar tawar-menawar, melainkan sebuah kebutuhan.  

Manusia tidak bisa hidup di luar alam . Melindungi tanaman, hewan, dan mikroba yang kita tinggali di planet kecil kita tidak bersifat sukarela, karena organisme inilah yang menciptakan sistem pendukung yang memungkinkan semua kehidupan di Bumi, termasuk kehidupan manusia.

Share:

Author: Edu 2000

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *